Me You chapter

A fiction By 29Megumi ©2016

Main Cast :

Jungkook (BTS) X Nayeon (Twice) X Seungcheol (Svt)

.

Other Cast :

Park Jinyoung, Im Jaebum (GOT7) – and other.

.

.

Romance, Drama, Teen | Chaptered ( Prolog ) (Chapter 1) … | PG-16

.

.

.

“Tak ada sejarahnya, ada kata ‘Dia’ diantara kata ‘Kita’”

Siapa yang tahu, kalau cinta bisa pergi kapanpun dia mau. Tak peduli berapa banyak kenangan diantaranya, saat ego tak kunjung mengalah, maka cinta itu akan mundur dan mengibar bendera menyerah. Mau berapa lamapun, mau sebesar apapun, mau sekuat apapun untuk bertahan. Jika salah satu diantara cinta itu menyerah. Tak akan ada lagi harapan indah didepan sana.

Jaebum, yang usianya sudah lebih dari kepala dua pun tak paham dengan teorikal seperti itu. Semua terlalu indah sejak awal. Ia dan Mina bertemu saat mereka masih sekolah dasar, saling menjaga karena kebetulan Mina adalah teman adiknya.

Hingga ketika usia mereka bertambah, Jaebum merasa ia memiliki kasih yang lebih terhadap Mina. Mencintainya? Entahlah, yang ditahu ia saat itu hanya sebatas suka dan berusaha mengungkapkan kepada Mina. Sampai mereka memutuskan untuk menjalin hubungan pada umumnya seorang laki-laki dan perempuan.

Mina mendapat beasiswa ke luar negeri. Ketempat asalnya di Jepang, hal yang cukup membuat Jaebum mengelus dada karena harus berpisah. Mina merasa, mereka tak bisa terus menjalin hubungan saat jarak menjadi pemisah tajam untuknya. Tapi, kegigihan Jaebum meyakinkan Mina, bahwa dirinya baik-baik saja jika harus LDRan, pun membuahkan hasil.

Mina menerima kembali Jaebum sebagai kekasihnya, satu atau dua tahun sudah hubungan mereka terjalin. Hubungan pemuda korea dan gadis jepang. Tak seindah atau seromantis kata-katanya, semua ternyata sulit.

Amat sulit.

Entah karena Mina yang berusia lebih muda masih berpikiran seperti remaja. Atau Jaebum yang terlalu egois untuk tetap bersama. Keduanya menyadari. Ada yang tak sehat dalam hubungan ini. Mina terus mencoba menjauh dan mengeluh, tapi Jaebum yakin kalau Mina selalu ingin bersamanya dan berusaha untuk tetap bersama.

Apa itu masuk akal?

Bukankah cinta itu antara ‘aku’ dan ‘kamu’ ? Kalau hanya salah satu diantaranya yang mencinta, apa itu disebut saling mencintai?

Apakah akan baik-baik saja jika mereka memaksa bersama? Padahal kata ‘kita’ tak pernah ada dalam kehidupan cinta yang dijalin diantaranya.

BRAKKKK

Jaebum menendang Tong Sampah disebelahnya melampiaskan amarah. Pertengkaran hebat dirinya dengan Mina, rupanya membawa ‘kata perpisahan’ dari sang gadis pagi ini.

Jaebum tak tahu harus bagaimana? Jangan tertawakan pemuda itu yang kacau hanya karena cinta. Karena Cinta itu sama, rasa yang dimiliki wanita dan laki-laki itu sama. Hanya mereka berbeda menyikapinya.

“Aku kan sudah bilang, tidak ada lagi hal yang harus dibicarakan, aku tidak bisa seperti ini, aku menyukai oppa. Tapi kita ? Kita terlalu jauh untuk saling bertemu, dan itu kau bilang tidak apa-apa? Aku rasa aku sudah tidak sanggup lagi”

 

“Mina ini bukan drama”

 

“Kau selalu menganggapku begitu? Meremehkanku? Tak pernah menanggapi argumenku?”

 

“Karena argumenmu terlalu berlebihan”

 

“Tak sadarkah kau egois oppa”

 

“Myou Mina!”

 

“Aku berhenti”

 

BRAAAAKKKKKK

“Aishhhhhhh” Jaebum berteriak kesal. Amarahnya memuncak hebat padahal hanya mengingat kembali kejadian semalam dirinya dan mina via telepon.

Pemuda itu jatuh terduduk, untungnya lorong gedung ini sepi. Belum banyak yang datang kebagian arena pertandingan. Jadi dia aman jika ia mau menangis disini.

BRAKKKKKKK

 

ARGHHHHHHHHG

Jaebum terkejut, sesuatu terlempar kearahnya, dan itu adalah tong sampah yang tadi terguling olehnya. Ia pun mencari siapa yang berani melemparinya dengan tong sampah.

Dan saat menemukan sepasang kaki diambang pintu, Jaebum mendengus kesal.

“Yakkk Jeon Jungkook!!!!!”

“Eoh? Hyung”

“Arrghhhh” Jaebum memegangi kepalanya yang sakit,

“Maa.. maaf hyung, aku tidak sengaja”

Jungkook mendekat ke Jaebum dan meminta maaf penuh sesal. “Aku tidak tahu bisa menendangnya sampai mental begitu”

“Kau menendangnya?” Jaebum terperangah. Sebesar apa kekuatan Jungkook bisa menendang tong sampah didepan ruangan sampai masuk keruangan dan mengenai kepalanya?

“Hyung, aku minta maaf ya”

“Ish”

Jaebum bangkit, ia berjalan terhuyung kearah arena ring. Tempat dimana pemain taekwondo sering saling beradu komite.

“Kau tidak menantangku kan?” Tanya Jungkook ngeri.

“Aku menantangmu, kita selesaikan di Ring ini”

“Hyung aku sedang tidak mood”

“Kalau begitu sama”

“Apanya yang sama! Aku sedang patah hati tahu!” Ujar Jungkook frustasi.

“Aku juga sedang patah hati Jeon Jungkook!”

Jungkook menaikkan alisnya heran, dan ia pun berpikir jika tantangan ini menarik juga. Dari tadi ia sudah menahan kesal kepada Seungcheol itu, dan ada orang yang menantangnya berkelahi? Dengan senang hati.

“Oke! Kita selesaikan di Ring!”

Dan Jaebum tersenyum miring. Jika ia sedang kesal dan marah seperti sekarang, ia memang harus memiliki pelampiasan. Berkelahi misalnya.

***

“Waaahhh daebak, baru tahu aku kalau di seoul ada pemandangan seindah ini”

“Aku juga baru tahu, kalau setumpuk buku bekas ini kau sebut pemandangan indah”

Pusat Toko Buku bekas yang terletak dipinggiran kota seoul itu memang menjajahkan mata pengunjung lewat tumpukan buku segala jenis tak beraturan. Tak hanya buku bekas disana, dikanan kiri toko tersebut juga menjual barang-barang bekas seperti kaset atau guci-guci antik.

Dan Nayeon amat sangat senang diajak ketempat seperti ini. Seungcheol sedikit tidak percaya akan keantusiasan Nayeon, ia pikir Nayeon lebih suka diajak ke everland atau tempat bermain lainnya.

“Menurutku ini surga”

Seungcheol tertawa mendengar kata-kaya Nayeon barusan. Gadis itu tak berhenti mengumbar senyum manisnya dan menyisiri setiap celah buku-buku yang ada.

“Kau mengajakku kesini, kau ingin beli buku?”

Seungcheol menggeleng, “tidak”

“Lalu?”

Senyum kecil tertarik dari sudut bibir Seungcheol. “Aku mencari inspirasi”

“Mmm.. begitu”

Sementara Nayeon sibuk melihat-lihat buku. Seungcheol mengeluarkan kamera dari dalam tasnya, menyetel kameranya mengatur kekontrasan dan ketajaman gambar. Lantas, Pemuda itu mulai memotret apa saja didepannya, dan apa saja yang dilakukan Nayeon.

Tak ada satu celah kegiatan Nayeon yang terlewatkan untuk dipotret. Meski itu cuma kegiatan menyisir rambut, atau mengibas wajah kepanasan. Seungcheol mengabadikan seluruh momen ini.

Merasa puas dengan hasil yang didapat, Seungcheol tersenyum bangga melihat hasil jepretannnya dikamera.

“Seungcheol sunbae”

“Ya?” Mengangkat wajahnya, Seungcheol mendekat kearah Nayeon yang memanggil.

“Lihat ini”

Sebuah buku bersampul PhotoGraph berada digenggaman Nayeon. Jangan kira Seungcheol tidak tahu buku itu, ia bahkan sudah punya dirumahnya. Tapi, sepertinya ia akan kembali membeli buku itu.

“Bukankah ini sangat cocok untuk jadi referensimu?”

“Ya, kau benar” Seungcheol mengambil buku itu dari Nayeon dan membayarnya.

Nayeon juga mengikuti saja langkah kaki Seungcheol, sampai akhirnya mereka selesai bertransaksi, ada sebersit rasa sedih diwajah gadis Im itu.

“Sudah waktunya pulang ya?”

Seungcheol mengerutkan kening, “kau suka disini?”

Nayeon mengangguk sebagai jawaban, tapi melihat langit yang sudah mulai gelap, Nayeon pun menurut untuk pulang. Toh hari ini ia cukup bersenang-senang.

Gadis itu berjalan menunduk memperhatikan langkah kakinya yang tak begitu cepat. Bersebalahan dengan Seungcheol yang juga melakukan hal sama. Tak banyak perbincangan diantara keduanya sampai menuju tempat Seungcheol memarkir mobilnya.

“Eumm, Nayeon-ah”

“Ya?”

“Pakai sabuk pengamanmu”

“Ahiya, aku lupa”

Nayeon melakukan apa yang disuruh Seungcheol. “Sudah”

Seungcheol menyalakan mesin mobilnya. Dan mula menggerakan tangannya untuk membuat mobil itu berjalan. Sesekali, Seungcheol melirik Nayeon. Ia ingin mengusir kecanggungan ini dengan obrolan ringan. Tapi, semua topik yang ia hafal buyar. Rasa gugup menguasinya.

“Ahyaa, “

Seungcheol sedikit terkejut ketika Nayeon membuka suara lebih dulu, tetapi setelahnya ia tersenyum lega dan membalas sahutan Nayeon.

“Ya?”

“Soal yang tadi diruangan Bae saem itu”

“Maaf ya, kau jadi ikut terseret oleh obsesi gila noona ku” Seungcheol berbasa-basi perihal mendadaknya Nayeon ditarik keruangan Suzy karena dirinya.

“Euh?” Rupanya Nayeon memang tidak menyadari. Ia berpikir, kalau suzy memang melihatnya yang tidak ada kerjaan club dan menyuruhnya membantu Seungcheol. “Apanya? Kenapa minta maaf?”

“Aku tidak enak saja, kau jadi harus repot-repot membantuku”

“Tidak perlu begitu, justru aku senang ditawari bergabung dalam team Fotografi ini”

Seungcheol tersenyum, “benarkah?”

“Iya, ya aku bosan saja semua temanku sibuk dengan kegiatan clubnya, sementara aku? Ikut club saja tidak”

“Baguslah kalau begitu, aku tidak terbebani jadinya, semoga kau betah ya bekerja sama denganku”

“Tapi, aku masih tidak mengerti, tugas ku itu apa ya?”

“Tugasmu cukup melihat kearahku nay” gurau Seungcheol dalam hatinya. Pemuda itu bahkan tersenyum sendiri, membuat Nayeon memandangnya aneh.

“Sunbae?”

“Ya?”

“Tugas ku itu apa ya?”

“Kau hanya perlu membantuku saja”

“Membantu apa?”

“Berada disampingku saat aku butuh, mungkin”

“Jadi asisten mu begitu?”

“Ya anggap saja seperti itu”

“Ahhh kelihatannya menyenangkan”

***

Pelajaran bahasa korea adalah pelajaran paling membosankan sepanjang sejarah. Bukan hanya karena mata pelajaran yang monoton, tapi guru yang mengajar juga monoton. Entah sudah berapa kali Momo menguap mendengarkan celoteh sang guru yang duduk manis disinggasananya didepan kelas.

Bae Ssaem, guru yang bertanggung jawab atas mata pelajaran ini benar-benar tidak asik. Setiap menerangkan, hanya duduk dikursi dan membaca apa yang ada dibuki cetak. Heoll.. mereka juga bukan anak TK yang harus dibacakan kan? Disuruh baca sendiri saja dan ditinggal pergi itu lebih baik.

Berbeda dengan Momo dan beberapa murid perempuan lain yang hampir mati kebosanan. Murid laki-laki justru paling semangat saat pelajaran ini. Kenapa? Tentu saja karena guru yang cantik. Siapa yang tidak tahu Bae Ssaem yang cantiknya seperti model korea.

Momo mendecih melihat tatapan melotot murid laki-laki seisi kelas. Ia hampir muntah tidak tahan. Momo melirik kearah Nayeon disebelahnya, gadis itu juga sama dengannya. Bahkan lebih parah, Nayeon sudah tertidur dibalik buku yang menutup wajahnya.

“Nay.. stt nay!”

Momo membangunkan Nayeon. Biar bagaimanapun, Bae Ssaem juga termasuk kategori guru jahat. Ia sering menghukum muridnya. Ya walau sebenarnya memang salah murid juga.

“Hmm”

Nayeon berdehem tapi masih memejamkam mata.

“Nay bangun, Bae ssaem melihat kearah kita”

Nayeon sedikit membuka mata, tapi tidak sepenuhnya. “Apa?” Lirihnya

“Im Nayeon!”

Kan benarkan. Nayeon dan Momo serentak  menoleh kearah sang guru yang meneriaki nama Nayeon barusan.

“Ne” Nayeon meringis sedikit. Ia sudah takut akan dihukum lagi.

Bae Ssaem memandangnya jeli, sampai bunyi bel tanda istirahat berbunyi. Ia menghembuskan napas panjang.

“Nayeon, keruangan saya setelah jam istirahat”

“Ne..”

Bae Ssaem pun keluar kelas, diikuti siswa lain yang juga hendak sekedar mengisi perut dikantin sekolah.

“Kau dihukum Nayeon” ledek jimin kepadanya.

Nayeon mendengus kesal, ia juga bingung kenapa bisa tertidur. Mungkin karena semalam ia begadang menonton drama. Jadi, staminanya sedikit berkurang pagi ini.

“Jungkook! Ayo kita istirahat”

“Kau saja duluan”

“Ohh, oke”

Jungkook mendekat kearah meja Nayeon. Yang mau tak mau membuat Momo harus terusir dari sana. Menyisakan Jungkook dan Nayeon berdua.

“Boleh aku bicara?”

Jungkook memulai suara, Nayeon merasa gemetar sekarang. Ia tidak sampai hati mendiami Jungkook sejak kemarin, ia bahkan tidak membalas pesan Jungkook satu pun.

“A…apa?” Nayeon menunduk

Jungkook mengambil kursi terdekat dan memposisikannya disebelah Nayeon, ia duduk disana dan menatap Nayeon lebih dekat.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Jungkook.

Nayeon mengangguk,

Tadinya, Jungkook ingin membahas masalah hubungan mereka yang sedikit runyam belakangan ini. Entah itu dirinya yang salah, atau Nayeon yang aneh. Sedikit banyak, Nayeon selalu bersikap sesuatu diluar kebiasaannya.

Mulai dari Nayeon yang hobi merajuk, sampai menggoda laki-laki lain? Ah entahlah. Tapi, melihat Nayeon terus menunduk dan sepertinya kondisi nya kurang baik, Jungkook terpaksa mengurungkan niat.

“Kalau begitu selamat istirahat”

Jemari Jungkook mengusap lembut puncak kepala Nayeon. Bersapuan hangat dengan helaian rambut Nayeon yang dibiarkan tergerai.

Baru Nayeon mengadahkan kepalanya untuk melihat Jungkook yang sudah berdiri dari duduknya, pemuda itu lebih dulu meninggalkan tempat. Sedikit ada rasa kehilangan disana,

“Ishh, kenapa jadi seperti ini?”

***

“Omoooo”

“Aaaaaaarrghhhh”

“ maaffff”

“Yakk Kim Dahyun!”

“Aku kan sudah minta maaf”

Jaebum mengadug kesakitan, kaki nya diinjak oleh dahyun yang kalian pasti tahu seberat apa itu.

“Yak kau tidak punya mata? Kau tidak lihat kaki sebesar ini hah?”

Dahyun tersenyum menyesal, “maaf sunbae, aku tidak konsentrasi”

“Aishh”

Jaebum bangkit berdiri perlahan, “lagipula sedang apa kau disini? Bukannya sekarang belum jam pulang sekolah? Kenapa sudah datang kesini?”

“Bukannya Sunbae yang mengirimiku pesan untuk membantumu mengurus pendaftaran olimpiade?”

“Ohya?”

Jaebum mengecek ponselnya, ia memang menemukan kotak keluar dimana ia mengirimi dahyun pesan seperti yang diucapkan. Tapi, dirinya tidak merasa sama-sekali melakukan itu.

“Tapi, aku tidak mengirimnya”

“Tapi kan itu nomor Sunbae, ahh Sunbae kau tahu, aku rela tidak menonton latihan tim basket sekolah karena ini,, aku tidak bisa melihat Seungcheol Sunbae ku”

Jaebum memijat pelipisnya pening. Si Kim Dahyun ini memang kelewat anak-anak. Membuat kepalanya pusing dan makin pusing. Lagi pula kemana Mark? Seharusnya, Mark lah yang datang dan membantunya mengurus pendaftaran. Bukan dahyun. Meski tadi si Mark sudah datang, tapi dia izin pergi ke super market sebentar dan tidak kembali lagi.

Drttt drtt drttt

 

-ku berikan yang manis untukmu, semoga harimu menyenangkan, maaf tugas kuliahku menumpuk-

Jaebum menghela napas, sebegitu terlihat nya kah dirinya sedang patah hati sampai mark repot repot begini? Menyebalkan.

“sebenarnya aku harus apa? Aku kembali kesekolah saja ya, aku bahkan izin pulang lebih dulu tadi”

“Tidak, kau temani aku”

“Tadi katanya bukan kau yang mengirim pesan, sekarang tetap-

“Yaaakkk Kim Dahyun!”

“Ne!”

Dahyun tidak banyak mengeluh lagi, si Jaebum sang ketua dan pemilik sanggar taeckwondo ini tidak bisa dibantah. Apalagi diceramahi, atau di cibir. Habis riwayat mu diRing tanding.

Yasudah, Kim Dahyun menerima saja waktu seharian ini bersama si bousy Im Jaebum.

***

“Bagaimana Nayeon? Kau setuju ikut dalam tim ini kan?”

Pertanyaan Bae Ssaem yang menggebu-gebu itu mendengung tidak jelas dibenak Nayeon. Ia masih terpikir tentang Jungkook. Terlebih, Jungkook pernah bilang kalau dirinya tidak suka dengan kegiatan yang ditawarkan Bae Ssaem ini.

“Nayeon-ssi?”

Im Nayeon menghembuskan napas panjang. Ia merasa perlu mengklarifikasi sesuatu sekarang.

“Eumm, Ssaem, boleh aku berpikir satu hari lagi?”

Terlihat raut kecewa diwajah Bae Ssaem. Dirinya bahkan ikut menghela napas panjang seperti Nayeon lalu memijat pelipisnya.

“Bukannya kemarin kau bilang iya?”

“I …iya aku tidak keberatan, tapi aku harus meminta izin seseorang lebih dulu”

“Siapa? Orang tuamu? Atau pacarmu? Biar ssaem bantu bicara”

Nayeon menggerakkan tangannya menolak “tidak ssaem, biar aku saja. Nanti aku akan segera kabari”

“Baiklah”

Nayeon tersenyum senang, “kalau begitu, saya permisi keluar dulu ssaem” Nayeon bangkit berdiri, dan membungkuk sedikit sebelum keluar dari ruangan gurunya itu.

Saat ia sudah benar-benar keluar dari sana, ia kebingungan, masih belum yakin dengan apa yang harus dia lakukan sekarang. Kalau ia menuruti keinginannya juga untuk membantu festival fotografi ini, bagaimana dengan Jungkook?

Nayeon menggerutu kesal, ia lantas meraih ponsel nya dan mengetik beberapa pesan untuk Jungkook.

-”Kau ada dimana?”-

Nayeon mengetuk-ketuk ponselnya menunggu balasan, dan tak lama balasan pun muncul.

-”Perpustakaan, kau sudah makan?”-

Tak banyak berpikir lagi. Nayeon bergegas menuju perpustakaan, mencari-cari pemuda Jeon yang anehnya tak terlihat.

“Apa dia sudah pergi?” Batin Nayeon.

Masih berharap, Nayeon mencari sekali lagi, sampai ia menemukan sosok Jungkook duduk dilantai ujung rak sudut jendela, pemuda itu sibuk membaca buku dengan tenang.

Pemandangan sepeerti ini, sayang untuk dilewatkan.

Diam-diam, Nayeon mengaktifkan aplikasi kamera. Dan mengabadikan moment Jungkook dengan ponselnya. Bodohnya, Nayeon lupa menonaktifkan mode suara. Hingga suara jepretan terdengan cukup jelas, sampai membuat Jungkook menyadari kehadirannya.

Pemuda itu menatap Nayeon tanpa ekspresi, “kau memotretku diam-diam nona?”

“Ehm” Nayeon berdehem mencoba menetralkan detak jantungnya. Untuk kesekian kalinya, ia mengakui kalau ia tidak bisa lepas dari pesona Jeon Jungkook.

Gadis itu merapikan rambutnya lalu menghampiri Jungkook lebih dekat. Jungkook pun menggeser sedikit posisinya, menepuk lantai disebelahnya mengisyaratkan Nayeon untuk duduk disana.

“Apa yang membuatmu datang kemari?” Tanya Jungkook lembut

Setelah memposisikan duduknya, Nayeon mencoba mencari alasan tepat.

“Tidak tahu”

Bodohnya, jawaban seperti itu yang keluar.

Jungkook terkekeh kecil, ia membuka kembali bukunya.

“Kalkulus, kau harus mempelajari ini Nay, besok kita ada ujian”

Nayeon mengangguk, “tapi, aku tidak mau bahas pelajaran”

“Lalu?”

“Mmmm… soal yang –

“Nay, aku bukan orang yang harus dimintai persetujuan, kurasa jaebum hyung lebih tepat untuk ditanya”

“Kau tahu apa yang mau aku katakan?”

“Soal festival fotografi, Seungcheol “ dan bae suzy songsaengnim”

“Kau selalu tahu”

“Tentangmu”

“Ya?”

“Aku selalu tahu tentangmu Im Nayeon, lebih dari yang kau tahu, dan orang lain tahu”

***

Choi Seungcheol bak kebakaran jenggot, dirinya merasa panas dan kesal sejak keluar dari perpustakaan. Satu fakta yang ia benci, jungkook mencium Nayeon. Disekolah? Laki-laki itu gila, pikir Seungcheol.

Ia pun melampiaskan kekesalannya menuju aula, dimana latihan basket sedang berlangsung disana.

“Seungcheol”

Seseorang meneriakinya, dan memberi salam. Seungcheol nenyahut dan membalas sekenannya. Kalian tahu kan senior itu tak terbantahkan?

Seungcheol meraih bola ditepi lapangan dan menggiringnya ketengah, kemudian ia melihat pada hobaenya yang sedang beristirahat ditepi.

“Siapa kapten team angkatan kelas dua?”

“Ne?”

Pemuda tampan diujung sana terkejut, Seungcheol menyipitkan mata dan menebak dialah kaptennya.

“Park JinYoung?” Seungcheol kenal siapa pemuda itu. Park Jinyoung cukup populer disekolah, dan dia adalah teman Nayeon.

“Ya, Sunbaenim?”

“Kita duel basket sekarang”

“Ne? Ta .tapi-

“Kau menolak?”

Senior tidak pernah salah dan tidak suka dibantah.

“Ti.. tidak”

“Kenapa melampiaskan nya keorang lain?”

Seungcheol menoleh, begitu juga Jinyoung dan yang lainnya. Teriakan lain dari arah pintu masuk aula kini menjadi pusat perhatian.

“Bukannya kau kesal padaku? Duel saja denganku?” Tanpa takut, pemuda yang muncul tiba-tiba itu terus berucap kata-kata yang membuat Seungcheol mendidih.

Seungcheol menatap sengit dan jujur saja, malas.

“Kau takut, Sunbaenim?”

“Apa kau bilang?”

“Yaakk.. Jeon Jungkook!”

TBC

7 tanggapan untuk “Me You #2

  1. HUWAA, AKHIRNYA LANJUTANNYA DI PUBLISH //CIUM BAEKHYUN//
    KEREN IH, FEELNYA DAPET BANGET
    JADI BINGUNG MAU PILIH KOOKIE ATAU SEKOP
    IH ITU MEREKA MAU TANDING???? PENASARAN, PENASARAAN

    Disukai oleh 1 orang

  2. I used to read so many Suzy fanfiction. Ga “used to” juga sih, masih sampe sekarang wkwkwk. Tapi pas baca ini dan Suzy jadi cameo dan punya titel Saem, I’m feeling old 😂 dan Astaga thor itu beberapa kalimat terakhir bikin penasaran bangeeeetttttttt. Dan thor, Jaebum fix pegat sama Mina? Ga sama Dahyun kan? I’m not against Jb-Dahyun tapi di ff author akuselalu kesengsem sama scene Jimin-Dahyun. Mereka cute! Wkwkwk. Ditunggu kelanjutannya, fighting!^^

    Disukai oleh 1 orang

    1. Hahha aku iseng ajaaaa.. abis lucu juga kalo ada suzy nya … jb ? Engga tau nih masih bingung mau dibawa kemana jb sama mina? Apa sama dahyun apa gimna hehe… jimin dahyun kan absurd banget wwkwk.. thankseuu yaaaaaaaa… ♡♡

      Suka

Good Readers? Leave U'r comment yaa ^^