Love is Not Over

Love is Not Over

Present by 29Megumi ©2016_Kooknay

 

Jeon Jungkook (BTS) X Im Nayeon (Twice)

Chaeyeon (DIA), Im Jaebum (GOT7), Park Jinyoung (GOT7)

Romance, drama, Teen | Oneshoot | G

Summary :

.

.

.

.

Aku tahu, cinta belum berakhir

-o0o- Love is Not Over –o0o-

 

 

 

Ketika malam semakin larut, maka angin makin berhembus menusuk. Terlebih di udara musim dingin penghujung tahun seperti kali ini. Gadis yang sedari tadi menyibukkan diri dengan perapian itu pun mulai bosan dan merasa kegiatannya tak berguna. Toh, hawa dingin tetap tak mereda.

 

“Jungkook?”

 

Gadis itu mendudukkan diri disebelah seorang pemuda yang ia sebut Jungkook tadi.

 

Tak ada jawaban atau bahkan deheman tanda mendengar dari Jungkook. Chaeyeon – nama gadis itu-, pun tak kaget dan hanya bisa menghela napas. Sudah beberapa hari ini, walau mereka menghabiskan waktu bersama di atap rumah Jungkook. Tetap saja, Chaeyeon merasa seorang diri dan hanya ditemani patung.

 

Jungkook sekalipun tidak mengucapkan satu patah kata, yang dikerjakannya hanya diam dengan ekspresi wajah yang tak dapat ditebak. Dan Chaeyeon, ia pun juga seperti buta dan mati rasa. Ia seolah tak mau mengakui sikap dingin Jungkook dan tak peduli jika suasana hati pemuda itu tengah kacau balau.

 

“Kau, mau makan apa? Ini sudah lewat jam makan malam”

 

Lagi-lagi, Chaeyeon harus menelan rasa pahit karena Jungkook tetap mendiaminya.

 

“Baiklah, ramyun sepertinya enak juga, tunggu ya aku akan buatkan”

 

Chaeyeon beranjak, ia selalu seperti itu sejak kemarin, bertanya dan menjawab sendiri.

 

Mau seberapa banyak yang gadis itu perbuat, hati Jungkook tidak akan berubah. Ia tetap tidak akan bisa bersikap baik-baik saja dengan Chaeyeon. Ia terlalu benci gadis itu. Meski, Jihyun kakaknya sudah sering memberi pengertian perihal kesalah pahaman dimasa lalu. Itu tidak akan merubah rasa yang sudah mati tanpa bekas direlung hati Jungkook.

 

Chaeyeon yang dulu mengkhianatinya, Chaeyeon yang dulu membohonginya bertahun-tahun, dan melarikan diri keluarga negeri? Huh, alasan kelemahan karena ia tidak memiliki siapa-siapa dikorea membuat Jungkook tak bisa apa-apa saat Chaeyeon terus menempel padanya seperti sekarang.

 

Sejenak, pikiran Jungkook kembali melayang saat dimana beberapa tahun lalu ia mengetahui kebenaran yang sebenarnya. Dulu, ia selalu bersikap baik dan melindungi Chaeyeon, itu semua karena Chaeyeon telah menyelamatkan hidupnya dari segerombolan anak nakal, setahunya. Dan ternyata, ia salah. Bukan Chaeyeon yang menyelamatkannya dulu, Chaeyeon hanya mengaku-aku. Gadis itu membohonginya. Sampai akhirnya, Jungkook menemukan diary Chaeyeon dan mengetahui kebenarannya.

 

Jungkook mendesis menyesali kebodohannya. Seharusnya ia sudah tahu sejak awal, dan dirinya juga yang bodoh. Hanya karena nama ‘Yeon’ yang dimiliki Chaeyeon ia mengartikan Chaeyeon lah malaikatnya.

 

“Nayeon? Seharusnya aku tahu. Kalau itu Nayeon”

 

Jungkook menghembuskan napas kasar. Ia merebahkan tubuhnya menjadi memandang langit malam yang sedikit bintang.

 

“Aku merindukanmu”

 

Bayangan Nayeon tak pernah lepas dari benak pemuda itu sedikitpun. Disetiap napasnya, Nayeon selalu menyertainya. Astaga, Nayeon begitu berpengaruh dalam hidupnya.

 

 

“YAKK KALIAN SEDANG APAAA”

 

“Siapa kau? Pergi sana! Anak perempuan tidak boleh ikut campur urusan laki-laki”

 

“Masa bodo, memangnya kenapa kalau aku ini anak perempuan? Kalian mau apa? Lagipula kenapa kalian memukuli dia, dia bahkan sudah memberikan uang jajanya pada kalian? Dasar laki-laki jelek tukang minta-minta, aku adukan pada kakakku baru tahu rasa kalian.. kakakku itu pemegang sabuk hitam taekwondo tahu!!”

 

“Haha, dasar perempuan tukang ngadu! Pergi sana, atau aku jambak kau! Ini urusanku dengan bocah kelinci ini”

 

“HEII.. AKU JUGA PUNYA GIGI KELINCI TAUUU.. JANGAN MENGATAI SEPERTI ITU.. KAKEKKK KAKEKKKK TOLONG YEONIEEEE”

 

“Yeon-ahhh.. kau dimana?”

 

“Lihat kakekku akan datang!! Kalian pasti habis dimarahi”

 

“Siall.  Ayo kaburr”

 

“Huhh pengecuttt!… yakk kau tidak apa-apa?”

 

 

Kurva indah itu tercetak manis dibibir Jungkook. Suara nyaring gadis kecil bergigi kelinci yang dulu menolongnya itu membuat hati dan perasaanya lebih sejuk juga tenang. Jungkook tidak pernah melupakan kejadian itu, mungkin kalau tidak ada anak itu, Jungkook sudah habis dipukuli. Ya, dulu Jungkook itu sangat manja dan anak mama, ia bahkan tidak tahu caranya berlari dengan benar.

 

Namun, sejak kejadian itu. Dirinya perlahan mulai berubah, dia harus membalas jasa anak yang sudah menyelamatkannya itu. Bahkan, ia sudah jatuh cinta pada malaikat kecilnya. Yang sebenarnya, Nayeon. Im Nayeon. Bukan Chaeyeon.

 

 

 

***

 

 

Jaebum kepayahan, ini sudah keempat kalinya ia bolak-balik kekamar Nayeon hanya untuk memberikan tissue baru. Pemuda itu menghembuskan napasnya mengingat stok tissue yang sudah habis.

 

“Ini.. ini yang terakhir.. ohh ayolah nay, berhenti menangis” Jaebum mendudukkan diri pasrah ditepi ranjang Nayeon.

 

Gadis itu tak peduli, ia masih saja menangis dan menenggelamkan diri kedalam selimut tebal.

 

Jaebum menggelengkan kepalanya, kenapa adiknya tidak bisa membedakan bagaimana caranya memangis patah hati dan menangis kehilangan boneka? Sungguh, Nayeon tak ada bedanya dengan anak TK yang kehilangan boneka.

 

“Nay, ini sudah waktunya makan malam. Tunda dulu nangismu, dilanjut lagi setelah makan”

 

Jaebum mengusap surai hitam Nayeon lembut sebelum merajut langkah keluar kamar.

 

“HUWAAA OPPA JAHATTT MANA ADA NANGIS DITUNDA BODOHHHH”

 

Jaebum salah lagi!

 

Nayeon membuka selimutnya, kini tangisannya sudah sedikit mereda. Gadis itu merasa wajahnya bengkak dimana-mana karena sudah tiga hari tiga malam tak berhenti menangis. Sesaat, ia melihat sekeliling kamar.

 

Meski ia menangis dan terus menghabiskan tissue, kamarnya tetap rapi dan bersih. Jaebumlah yang selalu setia membersihkan bekas tissue Nayeon dimana-mana. Menyesal, Nayeon merasa bersalah pada sang kakak.

 

Gadis itu segera turun dari ranjang dan berlari kecil menuju dapur. Dimana Jaebum sedang menyiapkan makanan untuknya.

 

“Oppaaaa~~~~”

 

“Eh?”

 

Jaebum sedikit terkejut, Nayeon mendatanginya dan memeluknya manja. Gadis itu bahkan menangis lagi, “maafkan aku, aku pasti merepotkanmu”

 

“Sudahlah, setidaknya kau tidak mengunci kamar saja aku sudah bersyukur, sekarang makan. Besok Appa dan Eomma pulang, bisa bisa uang saku ku dikurangi kalau tahu kau sakit atau bersedih”

 

“Huh.. jadi kau baik padaku hanya karena takut uang jajanmu berkurang?”

 

Jaebum tertawa, “tentu saja tidak adikku sayang.. sudah, sekarang duduk dan makan makananmu”

 

Jaebum menggiring Nayeon untuk duduk. Ia juga menuangkan makanan ke piring Nayeon, “cah, makanlah”

 

“Gomawo”

 

Sama seperti Nayeon yang mulai menyuapi makanan kemulutnya sendiri. Jaebum juga sibuk dengan makananya dikursi seberang Nayeon.

 

Tak ada banyak obrolan diantara kakak beradik itu saat makan. Meski sebenarnya, Jaebum ingin membicarakan sesuatu.

 

“Nay?”

 

“Hmm” Nayeon yang sedang menengguk minumanya hanya berdehem tak jelas.

 

“Apa, kau benar-benar putus dengan Jungkook? Kau yakin?”

 

Im Nayeon menghembuskan napasnya, dirinya berhenti memakan makanan yang tinggal sedikit lagi. Napsu nya sudah hilang. Jaebum benar-benaf tidak memilih waktu yang tepat. Tidak tahukan dia kalau Nayeon sebenarnya sedang sangat lapar?

 

“Mi..mian” Jaebum menyadari ketidak sukaan Nayeon dengan pembahasanya.

 

“Tidak, tidak masalah”

 

“Aku dengar dari Jinyoung, kau yang memutuskan mengakhiri hubunganmu. Kenapa?”

 

Kedua alis Nayeon saling bertaut, ia melihat Jaebum aneh. Bukannya Jaebum tahu alasannya? Eh, apa Jinyoung tidak mengatakan keseluruhannya? Oh..ia paham sekarang, mungkin Jinyoung sengaja tidak memberitahu terlalu banyak, takut kalau Jaebum akan mengamuk dan memukuli Jungkook seperti dulu lagi. Bagus Jinyoung, kau tidak membangkitkan jiwa Hulk dalam diri Jaebum.

 

“Kenapa diam?”

 

Nayeon kebingungan harus menjawab apa, sejujurnya ia merasa malas menjawab semua ini.

 

“Dia berkencan dengan wanita lain?”

 

“Tidak”

 

“Lalu?”

 

“Dia hanya bukan untukku Oppa”

 

“Cih, kau terlalu banyak menonton drama… ah sudahlah, sebenarnya aku tahu alasannya, Jungkook sudah menceritakan semuanya, kalian hanya salah paham”

 

“Tahu dari mana? Jungkook hanya berbohong”

 

“Lalu, apa gadis yang katanya namanya Chaeyeon itu, apa dia tidak berbohong? Kau percaya padanya? Ketimbang percaya dengan Jungkook? Memangnya sudah berapa lama kau mengenal gadis itu?”

 

Nayeon mati kutu, perkataan Jaebum seperti memukul telak dirinya. Memang semua yang diutarakan Jaebum itu benar. Seharusnya, ia tidak secepat itu bertindak sebelum tahu alasan atau penjelasan dari Jungkook.

 

“Oppa~~”

 

“Nay, Oppa tidak pernah mengajarkanmu seperti itu, kau tidak boleh memutuskan sesuatu tanpa memperjelas masalahnya”

 

“Apa aku salah?”

 

Nayeon menekuk wajahnya, ia menyesal. Sungguh menyesal.

 

“Iya, kau salah, ahh tapi si Jungkook itu juga salah”

 

“Maksud Oppa?”

 

“Dia berdiri didepan rumah semalaman larut menunggumu membukakan pintu, malam itu. Aku bahkan menemuknnya hampir mati mungkin paginya, tubuhnya menggigil dan dia tidak makan sejak malam, tapi apa? Dia malah tidak mengatakan apa apa padamu”

 

“Jadi, malam itu dia masih menungguku?”

 

“Kau pikir? Setelah dia berhenti berteriak-teriak dia akan pergi? Tidak nay”

 

Nayeon makin merasa bersalah, harusnya ia mengecek dulu malam itu.

“Oppa tidak tahu bagaimana caranya, tapi Oppa minta kalian berdua bicarakan baik-baik. Kau, dengarkan dulu Jungkook bicara, dan soal gadis itu, Jungkook bahkan tidak menyukainya. Ia hanya salah paham”

 

“Aku tidak mengerti” Nayeon mengerucutkan bibirnya dan menghembuskan napas pasrah

 

“Dasar bodoh, oh Tuhan.. kenapa aku punya adik sebodoh ini”

 

“Oppaaaa~~~~”

 

 

 

***

 

 

“Jadi, apa maumu?”

 

“Nayeon”

 

“Dia tidak mau bertemu denganmu”

 

“Apa dia masih menangis?”

 

“Tidak, orang tuanya datang hari ini, ia sudah lebih baik”

 

“Syukurlah”

 

“Aku benci melihatnya”

 

Jungkook mengalihkan pandang kepada Chaeyeon disebelahnya. Nada bicara Jinyoung sama sekali tidak bersahabat, bahkan dengan terang-terangan ia berkata membenci Chaeyeon.

 

“Jinyoung”

 

“Kenapa?”

 

“Jangan seperti itu”

 

“Wah, kau membelanya ternyata”

 

Chaeyeon mulai memberanikan diri mengangkat kepalanya. Ia bisa melihat bagaimana Jinyoung tidak menyukainya. Jungkook bahkan tidak melakukan banyak selain menyuruh Jinyoung seperti tadi. Jungkooknya sudah berubah.

 

“Aku rindu sekali padanya”

 

Ujar Jungkook, ia kemudian menyesap cokelat panas yang sudah ia pesan sebelumnya. Kini, mereka tengah berada disebuah cafe tak jauh dari komplek perumahan Nayeon. Awalnya, Jungkook ingin kembali mencoba menemui Nayeon walau Chaeyeon terus mengikutinya. Tapi, dipersimpangan jalan ia bertemu Jinyoung. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengobrol sebentar.

 

“Tumben sekali kau pesan cokelat? Bukankah kau lebih suka vanilla atau strawberry?” Tanya Chaeyeon keheranan pada Jungkook yang begitu menikmati cokelat panasnya.

 

Jinyoung tersenyum meremehkan menanggapi kata pertama yang ia dengar dari gadis yang sudah membuat Nayeon menangis itu. “Cokelat itu, kesukaannya Nayeon”

 

“Haha, kau benar” ujar Jungkook menbenarkan ucapan Jinyoung.

 

Jungkook dan Jinyoung adalah dua orang yang sangat memahami Nayeon. Chaeyeon merasa sesak dan suasana memanas, kenapa begitu banyak orang yang menyukai Nayeon? Kenapa tidak ada satu pun yang membicarakannya? Memperhatikannya? Kakak Jungkook dan  adik Jungkook saja selalu membahas Nayeon, Nayeon dan Nayeon. Chaeyeon merasa seperti dibuang sekarang.

 

“Jadi sebenarnya, dia itu siapamu?”

 

“Chaeyeon? Namanya Chaeyeon. Dia, mantan temanku”

 

“Jungkook” lirih Chaeyeon

 

“Aku pernah menyukainya, itu karena kupikir dia adalah anak perempuan yang menyelamatkanku dari anak nakal hampir sepuluh tahun lalu, ternyata bukan”

 

Jinyoung menautkan alisnya, “apa maksudmu, Nayeon yang sebenarnya anak perempuan itu?”

 

“Kau tahu darimana? Iya, itu Nayeon”

 

“Kau pernah bercerita padaku bodoh, tentang kenapa kau menyukai Nayeon”

 

“Jadi, Nayeon?” Chaeyeon memberanikan diri masuk kedalam pembicaraan ini.

 

“Ya, aku sudah sering mengatakannya baik-baik denganmu, tapi kau tetap saja tidak mengerti dan terus mengikutiku, kau tahu Jung Chaeyeon, aku membencimu sekarang”

 

“Jungkook?”

 

Jungkook menghembuskan napas kasar, “sebenarnya apa yang kau katakan pada Nayeon ?”

 

“Aku tidak mengatakan apapun, dia yang memutuskannya sendiri mengatakan putus padamu”

 

“Bohong, kau bilang kalau kau adalah kekasih Jungkook, dan kau bilang tidak seharusnya Nayeon berhubungan dengan seseorang yang milik orang lain” sela Jinyoung.

 

“Hah.. apa gadis itu membocorkan semuanya? Payah sekali dia”

 

“Yakk Chaeyeon!!” Jungkook tidak terima Chaeyeon menjelek-jelekkan Nayeon seperti itu

 

“Tidak, Nayeon mengatakan padaku karena Nayeon memang tidak pernah menyembunyikan apapun dariku” Jinyoung sedikit membentak tiap katanya. Ia sudah geram dengan tingkah Chaeyeon. Padahal, yang sebenarnya adalah, Nayeon tidak sengaja mengatakan semuanya sambil meraung menangis. Sudah dikatakan sebelumnya, Nayeon itu terlalu bodoh untuk menyembunyikan perasaan.

 

“Aku benci dia, aku benci Nayeon itu” Chaeyeon berteriak. Ia menggebrak meja, dan kemudian berjalan kesal keluar cafe.

 

Jungkook memijat pelipisnya, ia sudah sangat jengah dengan sikap Chaeyeon. Sikap ambisius dan ratu nya itu tak pernah hilang. Bahkan ketika ia sudah tinggal diparis hampir dua tahun lebih pun tak mengubah apa-apa.

 

“Kau tidak mengejarnya?” Tanya Jinyoung

 

Jinyoung tak mendapat jawaban. Karena sekarang, Jungkook sedang fokus pada ponsel nya yang baru saja bergetar.

 

 

 

***

 

 

 

Bulan Desember akan segera berakhir, kemeriahan dimana-mana menyambut bulan baru sekaligus tahun baru. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk berkumpul keluarga, atau bahkan keluar rumah bersenang-senang dengan teman. Tapi, Nayeon tak seantusias mereka. Huh, bagaimana bisa akhir tahun menjadi akhir juga untuk cinta nya dan Jungkook? Kenapa kejam sekali.

 

“Nay, apa yang kau lamunkan, itu bel bunyi, cepat buka, Eomma masih sibuk. Mungkin Mina yang datang”

 

“Ne Eomma”

 

Nayeon melangkah perlahan menuju pintu, ia sedikit kacau hari ini. Oh sebenarnya sejak kemarin. Kehadiran kedua orang tuanya memang sedikit menghibur, meski tidak sepenuhnya membuat ia lupa perihal Jungkook.

 

Ting

 

“Ya, tunggu sebentar”

 

Nayeon mempercepat langkahnya, dan segera membukakan pintu.

 

“Min-, Jungkook?”

 

Seolah jantungnya copot saat itu juga, Nayeon tak bereaksi apapun. Ia kedatangan seseorang yang selalu menganggu pikirannya. Seseorang yang selalu mendominasi perasaannya. Entah ini disebut kabar baik atau bukan, ia tidak mengerti.

 

“Nay-”

 

“Untuk apa kau dis-

 

“Omooo Jungkook-ahhh.. kau datang.. aihhh senangnya.. Eomma Appa lihatlah, ini pacar Nayeon”

 

“Oppa!!”

 

Jaebum tak mempedulikan Nayeon, ia justru menarik Jungkook masuk dengan kasar. Nayeon kepayahan, ia bingung dan panik sekarang. Sementara Jungkook, ia justru tersenyum. Mengerti maksud pesan singkat Jaebum sebelumnya.

 

“Omooo… siapa yang datang?”

 

Ibu Nayeon berlarian dari dapur,

 

“Yakk Eomma hati-hati” Jaebum sampai harus memperingati.

 

Jungkook membungkukkan badannya memberi hormat pada ibu Nayeon.

 

“Anyeonghaseo, Jungkook imnida”

 

“Wahhh tampan sekali… yakk nay, kau hebat sekali dalam memilih laki-laki”

 

“Eommaa~~

 

Pipi Nayeon bersemu merah, ia merasa malu sekarang. Eommanya itu terlalu hiper aktif dan juga sedikit bodoh, oh sepertinya itu sebabnya kenapa Nayeon juga suka bersikap bodoh.

 

“Hahh.. bagus sekali ada laki-laki yang datang, setidaknya ada yang membantuku membersihkan taman untuk acara nanti malam” suara pria lebih berat menyembul dibalik pintu belakang rumah.

 

“Appa!! Memangnya Jungkookkku tukang kebun!!”

 

Jungkook lantas menoleh pada Nayeon, ia tersenyum bahagia. Nayeon masih menganggapnya. Satu hal, Jungkook terharu akan kata ‘Jungkook-ku’ tadi. Nayeon merutuk dirinya yang kelepasan, seharusnya ia tidak bicara begitu. Tatapan jahil sang ayah pun menghantamnya sekarang.

 

“Aishh.. anak Appa sudah besar ternyata”

 

“Tapi benar Appa, Jungkook kau harus bantu aku dan Appa ku membersihkan taman. Setiap malam tahun baru, kami selalu mengadakan pesta kecil”

 

“Ne, aku bantu”

 

“Bagus, anak penurut” Jaebum mengelus-elus kepala Jungkook.

 

“Hyung, kau pikir aku ini kucing diperlakukan seperti ini” Jungkook menyingkirkan tangan Jaebum..

 

Jaebum mendengus, dan kemudian melangkah dulu menyusul Appanya yang kembali bersiap merapikan taman mereka.

 

“Nay, kau bantu Eomma memasak.ya”

 

“Ya, Eomma”

 

Eomma Nayeon juga sudah lebih dulu kembali kedapur dengan ceria. Ditinggal berdua, Jungkook dan Nayeon kembali dalam atmosfer tidak mengenakkan..

 

Jungkook memberanikan diri mendekati Nayeon, tangannya terulur mengusap pipi Nayeon yang tertunduk dan mencubitnya pelan.

 

“Aku akan jelaskan semuanya, nanti”

 

Jungkook segera berlalu menyusul Jaebum yang sebenarnya sudah berteriak-teriak dari tadi.

 

 

 

***

 

 

 

Walau ini musim dingin, tapi suasana rumah keluarga Im benar-benar hangat. Diantara mereka tak pernah berhenti mengubar canda dan juga tawa, semua juga bertugas menyiapkan apa-apa yang sudah ditentukan.

 

Saat sampai sore hampir berganti malam, keadaan makin sibuk. Taman sudah dihiasi beberapa pernak-pernik ala tahun baru. Mina juga sudah datang untuk merayakan tahun baru bersama.

 

Ayah Nayeon dan ibu Nayeon merapikan alat-alat makan dimeja yang sudah ditata juga ditaman. Jaebum sibuk mempersiapkan arang untuk alat pemanggang. Sementara mina, ia juga sibuk membersihkan wajah Jaebum dari arang dan debu. Ah, benar-benar manis.

 

Jungkook dan Nayeon?

 

Keduanya juga sedang sibuk, sibuk saling diam sepanjang jalan menuju super market. Mereka ditugaskan membeli beberapa minuman dan camilan untuk penambah.

 

Jungkook juga heran, ini pertama kalinya, ia tidak bisa berkata banyak. Pertama, ia terlalu takut. Membayangkan kembali bagaimana wajah Nayeon kemarin saat mereka bertengkar, Jungkook merasa amat bersalah.

 

“Nay”

 

Nayeon menoleh, matanya berkedip-kedip lucu karena salju yang turun tiba-tiba mengenai bagian wajahnya. Jungkook merasa sangat gemas, ia pun membersihkan wajah Nayeon. Dan kemudian melindungi kepala Nayeon dengan mantelnya yang memang memiliki penutup kepala.

 

“Kau tidak pakai mantelmu?”

 

“Aku tidak kedinginan”

 

Jungkook berbohong, sebenarnya ia kedinginan, tanganya juga sudah membiru.

 

Nayeon dapat melihat itu. Dengan perlahan, dirinya merentangkan mantel Jungkook untuk menutupi keduanya.

 

“Nah, kalau begini adil, sini” selain itu, Nayeon juga meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya mengusap-usap memberi kehangatan.

 

Jungkook tersenyum senang, Nayeon kembali. Nayeonnya kembali.

 

“Aku tahu, cinta belum berakhir”

 

Nayeon mendongak, ia melihat wajah Jungkook lebih dekat.

 

“Nay, soal itu.. aku minta maaf karena tidak memberitahumu apapun perihal Chaeyeon, aku tidak berhubungan apapun dengan dia, aku juga tidak memiliki perasaan apapun dengannya, itu salah paham”

 

Nayeon mengangguk. “Aku tahu, Jinyoung sudah mengirimi ku pesan panjang sekali tadi”

 

“Jinyoung?”

 

“Euhmm.. sebelum kerumahku, kau Jinyoung dan Chaeyeon bertemu dicafe kan?”

 

Jungkook akhirnya mengerti, lepas sudah semua bebannya sekarang. Ia tenang, ia benar kalau cintanya belum berakhir.

 

“Tapi, kau tega sekali menyuruh Jinyoung mengurus Chaeyeon yang menangis”

 

Jungkook terkekeh, “ahh itu…biarkan saja, siapa tahu mereka memang jodoh”

 

“Jadi, kau berniat menjodohkan Jinyoung dengan Chaeyeon ? Andwaeee.. aku tidak setuju”

 

“Wae? Chaeyeon itu sebenarnya baik,.hanya sikap sombong, angkuh, dan ambisiusnya itu membuatku jengah, dan kau tahu? Sejak kami mengobrol dicafe tadi, baru.pertama aku melihat Chaeyeon hanya diam dihujani katakata pedas dari Jinyoung. Bukankah mereka cocok?”

 

“Tapi—

 

“Yang terpenting, kau kembali padaku”

 

Mengalihkan pembicaraan, Jungkook kini justru menarik tubuh mungil Nayeon kedalam dekapannya.

 

“Jangan pernah katakan perpisahan lagi, jangan pernah katakan tidak jodoh lagi, aku tidak suka”

 

Nayeon tersenyum hangat, ia membalas pelukan Jungkook. “Ya, maaf aku terlalu bodoh memutuskan sesuatu tanpa bertanya kebenarannya dulu padamu”

 

“Huh.. aku tahu, dan aku juga paham jika sekarang aku sedang mengencani gadis bodoh”

 

 

 

“Apa?”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fin

A/N : I am backkkk…  well, kisah baru kooknay di tahun 2016 akan segera dimulai, terimakasih untuk yang sudah selalu membaca fict kooknay ku, terimakasih sudah memberi saran dan menanti kooknay ku, terimakasih banyak.  Salam Megumi ^^

27 tanggapan untuk “Love is Not Over

  1. waaaaa lagi nyari” ff nayeon eh ketemu ff ini, pairnya sama jungkook lagi senengnyaa 😀
    suka banget bagian jaebum sama nayeon.. moment brosis nya dapet banget hahaha

    Suka

    1. haiii terimakasih sudah mampir di fanfiksi ku 🙂
      iya, Nayeon itu emang karakter yang cocok banget buat dimasukin dakam ff hahahaha tetap cocok kan kookie nayeon? hihiii..
      JB NAY kakak adik yang cucwittt..
      sekali lagi terimakasih sudh mampir dan baca ff ku, ohya makasih juga komennya.. salam.kenal 🙂

      Suka

  2. Oouuwwhh..
    Sebenarnya aku udah baca ini FF saat author nge-share-nya di Fb. Tapi, aku baru sempet nyusupin komen nya sekarang. Mianhaeeeee~

    Aigoo… Tuh kan apa kataku. Kalau Jungkook mau menjelaskan semuanya, mereka pasti bisa bersatu kembali. Akhirnya~~

    Suka

    1. hehehe gak papa kok, makasih udah menyempatkan komennya .. makasih juga ya udah suka kooknay selama ini.. ^^
      ya, semua masalah itu emang akan jelas kalau dijelaskan, iya kan? wkwkwk

      Suka

    1. uwaaahhhh moura suka kooknayy ^^ aku seneng yipppiiiiiiiiiiiii

      emeshin yaa kaya authornya wkwkwk
      makasih moura udah mampir m…. muahh muahhh :*****
      udah, udah aku polbek ya moura ^^

      Suka

  3. Ahh mianh eonnie aku baru baca,
    And then aku suka pake banget sama fic ini
    Hidup kooknay! 😀
    Sumpah sekarang aku beneran ngeship gila sama ni couple
    Bahkan jujur di rumah aku suka iseng-iseng buat fic kooknay cuman gak di post karna belum minta izin sama halmonie-nya Kooknay couple//lirik megum eonni// nanti malah langgar hak cipta lagi//apaan//
    Dan aku udah resmi masukin nama Nayeon di dalam daftar bias cewek aku sekarang
    Aku baru nyadar waktu nonton mv like ohh-ahh kalau Nayeon itu cantik banget, mukanya bikin damai. Suaranya juga merdu, dance-nya ok. Pokoknya aku suka Nayeon!
    Hidup Jungkook!
    Hidup Nayeon! 😆

    Suka

  4. Wahhh aku baru nemu nihh blog. dan lansung lope lope ama kooknay..
    bikinn ff yg chaptered dong…
    aku bkal jadi reader setia disini….😉

    Suka

  5. Eonni, aku habis baca ff blossom tears di blog formyungsoojung.. tapi ternyata masih 2 chapter aja yg di post.. tolong lanjutin dong please 😦

    Suka

  6. Yeyyeyeyeyye kooknay lagiiii
    As always, so heart fluttering :”

    Keluarga Im nya JYP WKWK
    Eh ada 1 lagi, Im Junhyoek. Mungkin bisa jadi sepupunya aja wkwk

    Eh, kak. Tau Joen Somi? Menurutku dia cucok jadi dongsaengnya Jungkook wkwk

    Disukai oleh 1 orang

    1. uwahh… gomawo ^^
      haha iya nih, Im Family ..
      wkwk kayanya bisa tuh nanti dpikir pikir, gimana jadinya kalau mereka bertiga bersatu ? haha
      tahu tahu, iya aku udah punya rencana pake somi di ff kooknay berikutnya.. mungkin bisa nambah colorfull kali ya haha
      makasih udh mampir ^^ salam kenal

      Suka

  7. Waaaahhh eonni!!! Akhirnya kooknay comeback!! Btwa ka udah dari awal bacanya, kemaren tuh sempet sedihhhhhh banget waktu junkook sm nayeon break up!! But nowwwww they’re backkkkk thank you eonnnn!!! Keep writing yaaa!!! Fightinggg

    Disukai oleh 1 orang

    1. wahh kamu udh baca yang awal juga kah? terimakasih ^^
      huuhu, sama, aku juga sedih banget nulisnya,. biasanya kan naykook hepi hepi.. hehe .. siapp .. tunggu kisah kooknay lainnya, semoga gak ngebosenin hehe

      Disukai oleh 1 orang

  8. baru kali ini nemu ff nayeon sama jungkook yang romantis banget. Saya suka saya suka . Jalan ceritanya dapet bgt. Hebat deh mimin nya.. Acungin jempol.!
    Banyakin ff nayeon sama jungkook ya min.. Btw class x kapan lanjut?
    Maaf baru nulis komentar..

    Suka

Good Readers? Leave U'r comment yaa ^^